Pengabdian Kepada Masyarakat

Devising an Impactful Religious Moderation Workshop for Teachers and Principals: The Practice of Ice Berg Analysis and U Theory Perspective

Dalam konteks sekolah, seringkali guru dan kepala sekolah dihadapkan pada masalah mengidentifikasi dan menyusun strategi untuk menguatkan iklim moderasi beragama. Namun, lokakarya yang memberikan mekanisme untuk mendukung guru dan kepala sekolah masih terbatas. Dalam artikel kami, kami membahas pengembangan dan evaluasi lokakarya moderasi beragama dengan metode problem based discussion dibantu analisis Ice berg dan U theory perspective. Lokakarya ini dilakukan selama dua sesi. Sesi pertama, partisipan menerima materi strategi penguatan moderasi beragama dan bela negara, sedangkan sesi kedua, partisipan diajak melalukan pemecahan masalah terkait dengan tindakan dan perilaku intoleransi. Hasilnya, guru dan kepala sekolah mempunyai pengetahuan konten dan pedagogis tentang moderasi beragama dan bela negara di kelas dan di sekolah. Selain itu, mereka mempunyai persepsi positif bahwa pelatihan ini dapat memodelkan penggabungan konten mata pelajaran penguatan karakter, moderasi beragama, bela negara, dan pendekatan pengajaran dengan efektif. Dengan demikian, lokakarya yang dirancang untuk guru dan kepala sekolah terbukti berhasil dan operatif.

Baca selengkapnya

Internalisasi Nilai Karakter Religius Nasionalis untuk Mencegah Paham Transnasional Radikal di Indonesia dan Jerman

Radikalisme menjadi masalah serius yang dihadapi bukan hanya Indonesia tetapi juga di berbagai negara. Kegiatan radikalisme ini memberikan gambaran bahwa negara tidak akan pernah lepas dari gerakan transnasional radikal. Internalisasi nilai karakter religius nasionalis diperlukan untuk mencegah semakin merebaknya paham ekstrim tersebut. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian dan kerjasama antara Indonesia dan Jerman untuk menciptakan suasana keberagamaan yang inklusif. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan sumbangsih pemikiran melalui pelatihan para diaspora Islam Indonesia dalam beragama di tengah gempuran ekstrimisme barat. Metode yang digunakan adalah pelatihan yang diselenggarakan secara daring dalam 2 fase. Fase pertama berupa pelatihan Hujjah Aswaja untuk memberikan edukasi pemahaman toleransi dan semangat moderasi beragama. Fase kedua berupa pendampingan internalisasi nilai karakter religius nasionalis secara massif selama 3 bulan. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan peningkatan wawasan kebangsaan dan keagamaan yang signifikan. Kegiatan ini mampu memberikan stimulus nasionalisme Indonesia bagi diaspora yang sedang berada di Jerman khususnya dan menjadi bekal memaknai keberagaman dalam perspektif Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) di Jerman.

Baca selengkapnya

Integrasi Sekolah Berbasis Peace Culture Education: Program, Refleksi, dan Implikasi

Tulisan ini mencoba menjelaskan program edukasi sekolah berbasis peace education (PE) yang diprakarsai oleh tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Negeri Malang dengan mitra majelis Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sub Rayon 33 Wagir Kabupaten Malang. Secara rinci, kegiatan ini dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif yang bertujuan menanamkan nilai-nilai perdamaian dan semangat hidup berdampingan antar umat beragama, khususnya diantara sekolah yang beragam corak keagamaanya di Kecamatan Wagir. Program edukasi berbasis PE dilaksanakan melalui rangkaian kegiatan seminar, focus group discussion (FGD), hingga pelaksanaan langsung kepada siswa dalam pembelajaran di kelas. Program ini dilakukan dalam dua sesi utama, yakni kegiatan seminar dengan pembahasan tentang moderasi beragama dan FGD dengan fokus pada implementasinya. Dari kegiatan ini, dihasilkan sejumlah poin penting yang dapat dilakukan di sekolah dan kelas yakni membangun atmosfer atau budaya sekolah yang mendukung dengan mengapresiasi budaya yang berbeda, melakukan resolusi konflik, mendorong partisipasi aktif dan kolaboratif, membangun sikap toleransi, dan membuat nilai-nilai agama menjadi pegangan kepala sekolah, guru, dan siswa dalam menjalankan tugas di sekolah

Baca selengkapnya

Implementasi Model Pembelajaran Aswaja untuk Membentuk Muslim Berkarakter Religius-Nasionalis

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membentuk muslim berkarakter religious nasionalis melalui implementasi model pembelajaran Aswaja di sekolah. Dilaksanakan dalam tiga fase kegiatan yaitu edukasi & sosialisasi, implementasi & penguatan dan pendampingan intensif sejak Maret hingga Mei 2021 di SMP Darul Faqih Indonesia Kabupaten Malang. Hasil penilaian kegiatan menunjukkan adanya perubahan sikap dan praktik Aswaja dalam menumbuhkan nilai-nilai religious nasionalis pada siswa. Hal ini juga berimplikasi pada penguatan moderasi beragama di lingkungan sekolah. Hasil uji korelasi sikap dan praktik siswa menunjukkan skor (R-square : P-value) sebesar 0,126 : 0,000 yang menunjukkan bahwa kegiatan ini memiliki dampak yang signifikan. Implementasi model pembelajaran Aswaja ditujukan untuk memberikan pemahaman beragama dan nasionalisme kebangsaan yang seimbang. Penguatan pemahaman moderasi beragama dengan semangat nasionalis - religious akan menjadi bahan penting pengembangan sekolah berbasis peace culture education di Indonesia.

Baca selengkapnya

Islam dan Problem Penyesatan: Telaah atas Miskonsepsi Terma Keagamaan

Riset ini mengkaji berbagai permasalahan dalam praktik sosial-keagamaan yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya terkait isu penyesatan, yang mewujud dalam tuduhan sesat suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lainnya, yang diakibatkan oleh ketidaksepahaman mereka dalam hal bermadzhab dan memaknai berbagai teks keagamaan (terutama pada teks-teks primer berbahasa Arab). Bagi penulis, berbagai bentuk tuduhan maupun klaim sesat terhadap suatu kelompok dari kelompok lainnya dinilai cukup meresahkan, sebab tuduhan tersebut dalam skala tertentu dapat memicu konflik horizontal di tengah masyarakat dan akan menimbulkan berbagai permasalahan sosial lainnya seperti marjinalisasi, perundungan, dan sebagainya. Lebih mengkhawatirkan lagi, sering kali tuduhan sesat tersebut hanya didasarkan pada pemahaman atas teks-teks keagamaan yang relatif dangkal dan rigid semata, tanpa mempertimbangkan konteks dari teks-teks keagamaan tersebut. Padahal, apabila kita kaji kembali secara lebih dalam, tuduhan-tuduhan tersebut tentu tidak dapat dibenarkan, atau setidaknya tidak layak untuk diproklamirkan di khalayak umum dalam berbagai media sebagai bentuk penghakiman (judgement). Sebab, selain memang pada hakikatnya klaim “sesat” atau bukan ada pada wilayah prerogatif Tuhan (Allah SWT) semata, untuk dapat mengklaim sebuah kelompok tergolong sebagai kelompok yang “sesat” tersebut juga memerlukan pemahaman atas teks-teks keagamaan beserta konteksnya yang luas, utuh, dan komprehensif (mencakup berbagai aspek kehidupan).

Baca selengkapnya

Internalisasi Nilai-nilai Moderasi Beragama dalam Perkuliahan Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum

Riset ini dapat menjadi sumber informasi yang inspiratif bagi para dosen PAI pada PTU dalam menginsersi nilai-nilai moderasi beragama dalam praksis pembelajaran mata kuliah PAI. Sebab, pengarusutamaan (mainstreaming) moderasi beragama di PTU menuntut fokus dan konsentrasi yang besar, menimbang kompleksitas situasi dan kondisi yang lebih rumit dibanding Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Faktor penyebabnya adalah rendahnya literasi keagamaan dari mahasiswa PTU pada umumnya, dimana wawasan dan pemahaman keagamaan mereka lebih banyak diperoleh melalui mata kuliah PAI saja. Mahasiswa juga hanya “berinteraksi” secara formal dengan dosen dan text book PAI (sebagai sumber belajar utama) dalam waktu yang relatif pendek dan terbatas (3 SKS saja). Itu pun terjadi saat mahasiswa sudah berada dalam usia pascaremaja, dimana alam pikirannya telah terisi beragam informasi.

Baca selengkapnya