Penelitian

Experiencing Less Apprehension and Engaging Religious Communication: the Team-based Project Learning Practices

Studi praeksperimental ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemanjuran Proyek Berbasis Tim (TBP) sebagai pendekatan pedagogis untuk meningkatkan perolehan keterampilan komunikasi keagamaan. TBP dimasukkan ke dalam modul pendidikan agama, yang membahas tema-tema penting tentang inklusivitas dan moderasi agama di antara kelompok mahasiswa sarjana. Pesertanya adalah 288 mahasiswa yang berpartisipasi dalam program TPB. Perhatian kami tertuju pada pertimbangan mahasiswa tentang kegiatan TPB selama fase awal dan inisiasi, kerja dasar, pelaksanaan, dan puncak penyajian proyek melalui video. Dua aspek penting dari hasil pendidikan muncul. Pertama, model TBP terbukti berperan penting dalam menumbuhkan kecakapan komunikasi keagamaan yang tinggi di antara mahasiswa. Kedua, ada penurunan yang nyata dalam kekhawatiran komunikasi yang disebabkan oleh wacana keagamaan mahasiswa. Hasil tersebut secara intrinsik terkait dengan elemen dasar kolaborasi dan dialog TBP. Lebih jauh, penyelidikan ini menggarisbawahi keuntungan dan tantangan yang melekat dalam penggunaan platform teknologi berbasis video sebagai instrumen pedagogis kontemporer. Dalam lingkup penelitian ini, kami menggambarkan protokol yang diperlukan bagi metodologi TBP untuk mengevaluasi prestasi siswa melalui serangkaian penilaian formatif dan sumatif.

Baca selengkapnya

Devising an Impactful Religious Moderation Workshop for Teachers and Principals: The Practice of Ice Berg Analysis and U Theory Perspective

Dalam lingkungan akademis, guru dan kepala sekolah sering dihadapkan pada masalah mengidentifikasi dan mengembangkan strategi untuk memperkuat suasana moderasi beragama. Sayangnya, sumber daya untuk pelatihan dan dukungan terbatas. Studi kami menyajikan desain dan penilaian lokakarya moderasi beragama yang menggunakan metode diskusi berbasis masalah, yang didukung oleh analisis perspektif teori Ice Berg dan U. Lokakarya dua sesi ini bertujuan untuk memperkuat moderasi beragama di antara personel sekolah. Selama sesi awal, peserta diberikan strategi untuk memberdayakan moderasi beragama dan bela negara. Dalam pertemuan berikutnya, peserta didorong untuk terlibat dalam latihan pemecahan masalah yang difokuskan pada tindakan dan perilaku intoleransi. Belum lagi, para pendidik dan administrator telah memperoleh keahlian konten dan pedagogis mengenai moderasi beragama dan bela negara, yang dapat diterapkan di lingkungan kelas dan sekolah. Selain itu, peserta menyatakan keyakinan positif bahwa pelatihan tersebut secara efektif mencontohkan integrasi materi pelajaran pembentukan karakter, moderasi beragama, bela negara, dan strategi pengajaran. Hasilnya, lokakarya untuk guru dan kepala sekolah dianggap berhasil dan efektif.

Baca selengkapnya

What Content Offers and How Teachers Teach: Religious Moderation-integrated Teaching in Indonesia

Apa dan bagaimana mengajarkan moderasi beragama di tingkat sarjana masih menjadi perhatian akademisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi dosen dan mahasiswa tentang tujuan, konten, dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran moderasi beragama. Penelitian ini menggunakan desain eksploratori multikasus dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan delapan dosen dan 15 mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi Islam di Indonesia. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis konten konvensional dengan proses pengkodean induktif. Dua penulis pertama menganalisis data, dan kesepakatan mereka dihitung menggunakan kappa Cohen sebesar 0,90. Hasilnya, peserta mengatakan bahwa tujuan akhir dari pembelajaran moderasi beragama adalah untuk mengajarkan mahasiswa tentang menyelaraskan pandangan tentang agama dan nonagama. Konten yang perlu diajarkan sejak dini dan sebagai akar yang kuat dari moderasi beragama adalah kerukunan internal umat beragama. Akhirnya, pengembangan budaya kampus dapat menjadi model alternatif untuk menginternalisasi nilai-nilai moderasi beragama.

Baca selengkapnya

The Phenomenon of Millennials Exposed to Radicalism and Revitalization of Religious Moderation and Pancasila Values in Universities

Kehadiran radikalisme sangat memengaruhi cara pandang ideologis dalam masyarakat Indonesia, yang berdampak pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, sektor pendidikan di Indonesia dituntut untuk berperan aktif dalam menanggulangi hal tersebut. Data penelitian menunjukkan bahwa 23,4% siswa generasi milenial dan 23,3% siswa di Indonesia secara keseluruhan rentan terhadap radikalisme. Untuk menanggulangi hal tersebut, diperlukan strategi yang komprehensif, tidak hanya sekadar upaya pengamanan, tetapi juga menekankan pentingnya moderasi beragama dan ketaatan pada nilai-nilai Pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui paparan generasi milenial, khususnya mahasiswa perguruan tinggi, terhadap radikalisme, mengkaji persepsi dosen, dan mengusulkan revitalisasi moderasi beragama dan nilai-nilai Pancasila sebagai upaya menangkal dan mencegah ideologi-ideologi yang bertentangan dengan dasar negara Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan diskusi kelompok terarah (FGD) sebagai metode pengumpulan data, yang dilanjutkan dengan analisis kritis dan reflektif. Temuan penelitian ini menggarisbawahi fenomena radikalisme yang mengkhawatirkan yang memengaruhi generasi milenial, diperburuk oleh infiltrasi ideologi transnasional melalui berbagai saluran. Sebagai tanggapan, mempromosikan moderasi beragama dan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan muncul sebagai strategi yang penting dan efektif untuk mengurangi risiko radikalisasi.

Baca selengkapnya

Insertion of Moderate Character through Project Learning in Islamic Religious Education Courses

Guru memegang peranan penting dalam mengelola pembelajaran di kelas, mengembangkan nilai-nilai moral, sikap positif, dan keterampilan sosial, serta melatih individu yang bertanggung jawab dan berkarakter moderat. Penelitian terkait moderasi beragama mulai marak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa heterogen penelitian mengenai project-based learning pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk memperkuat karakter moderat calon guru. Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review (SLR) pada jurnal terindeks Scopus. Berdasarkan pendekatan deskriptif kuantitatif, digunakan search engine untuk mencari protokol PRISM melalui empat tahap yaitu identifikasi, penyaringan, kelayakan, dan kesesuaian (inklusi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 500 artikel teridentifikasi menggunakan kata moderat melalui aplikasi SefoRA.com. Pada tahap penyaringan, sebanyak 200 artikel yang diperoleh masih berstatus duplikasi, tidak sesuai bidang, dan data yang digunakan kurang valid. Pada tahap kelayakan, diperoleh 40 artikel setelah proses eliminasi, dan 11 artikel membahas penguatan karakter kata kunci dan memenuhi kriteria inklusi, yang dimasukkan dalam analisis melalui mesin VosViewer.

Baca selengkapnya

Insertion Model of Religious Moderation and National Defence as Efforts to Prevent Radicalism and Communism via Islamic Religious Education Instructions

Mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan disiplin ilmu yang memegang peranan penting dalam kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia, dan menjadi representasi penting dari kurikulum nasional. Disiplin ilmu ini ditempatkan secara strategis untuk melindungi mahasiswa dari ideologi-ideologi seperti komunisme dan ekstremisme yang bertentangan dengan Pancasila, ideologi nasional Indonesia yang berlaku. Integrasi PAI (Pendidikan Agama Islam) ke dalam kurikulum perguruan tinggi merupakan pendekatan yang bertujuan untuk mempromosikan moderasi beragama dan bela negara (MBBN). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji isi kurikulum PAI di perguruan tinggi dengan tujuan mengembangkan model penyisipan MBBN dalam kurikulum. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel acak sederhana. Data dikumpulkan melalui wawancara dan diskusi kelompok terfokus yang dilakukan dengan dosen PAI di perguruan tinggi. Selanjutnya, analisis kritis dan reflektif dilakukan terhadap data yang diperoleh. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kurikulum PAI di perguruan tinggi menunjukkan berbagai standar dan kompetensi. Lebih jauh lagi, lembaga pendidikan tinggi memasukkan beragam model moderasi beragama dan bela negara ke dalam kurikulum PAI.

Baca selengkapnya

Moderation Patterns of Pesantren in Indonesia: A Study on the Perceptions and Responses of Kyai, Teachers and Santri

Moderasi beragama sejatinya merupakan upaya mengembalikan pemahaman dan penerapan ajaran agama yang tulus, ramah, dan berorientasi pada peningkatan kualitas hidup dan kemanusiaan. Terwujudnya moderasi beragama diharapkan dapat semakin menguatkan peran agama sebagai ruh peradaban. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan agama tertua di Indonesia, sejak awal telah berperan dalam menciptakan peradaban Islam Indonesia dengan ciri-cirinya yang terbuka, toleran, dan humanis. Dengan demikian, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah lama berperan dalam mengarusutamakan moderasi di Indonesia. Sejalan dengan itu, penelitian ini berupaya menggali lebih dalam tentang moderasi beragama yang dipertahankan di lingkungan pesantren berdasarkan persepsi dan peran elemen utama pesantren, seperti kyai , guru, dan santri . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi pustaka dan dokumentasi mitra tutur yang dapat dijadikan sebagai sumber data yang valid. Secara teoritis, mode moderasi beragama di pesantren dapat dilihat dari aspek teologis, syariat, politik negara, dan hubungan dengan sesama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manifestasi moderasi beragama dalam aspek teologis yang diwujudkan dengan aqidah ahlussunnah wal jama'ah (aswaja), terkait dengan masalah hubungan manusia dengan Tuhan, keterbatasan kaum mu'min kafir, serta kedudukan akal dan wahyu. Dalam aspek syariat, moderasi beragama tampak dalam penerimaan madzhab-madzhab fiqih mu'tabarah , meskipun masih ada madzhab Syafii dan menolak campur aduk ( talfiiq ). Dalam aspek politik kenegaraan, moderasi beragama para kyai, ustaz, dan santri terlihat dalam penerimaan mereka terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila sebagai dasar negara, serta dalam penolakan mereka terhadap politisasi agama. Adapun kaitannya dengan sikap moderasi eksponen pesantren dari penerimaan mereka terhadap konsep tersebut terlihat dari sikap-sikap yang berbeda dan kesiapan untuk membaur tanpa harus saling menegasikan dan kehilangan jati diri.

Baca selengkapnya

Sentiment Prevalence on Jihad, Caliphate, and Bid’ah among Indonesian Students: Focusing on Moderate-radical Muslim Group Tension

Dalam kenyataannya, banyak mahasiswa salah memahami beberapa istilah agama Islam yang berasal dari bahasa Arab; mengenai jihad , khilafah, dan bid'ah . Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif untuk menyelidiki perspektif mahasiswa terhadap istilah-istilah tersebut. Kami mengumpulkan data melalui kuesioner terhadap 122 mahasiswa Muslim di universitas yang diduga terpapar radikalisme. Setelah memeriksa tanggapan mahasiswa, pemeriksaan kami mengarah pada pemetaan sentimen "positif," "moderat," dan "negatif". Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sedikit mahasiswa yang mencapai kategori positif. Mahasiswa mengungkapkan sikap, keyakinan, dan evaluasi mereka bahwa istilah Islam disalahgunakan dan dikaitkan dengan kekerasan, penegakan khilafah, dan tuduhan bid'ah terhadap berbagai kelompok. Analisis data pada komentar mahasiswa mengungkapkan bahwa makna istilah oleh mahasiswa cenderung dipengaruhi oleh definisi kelompok Muslim radikal. Temuan ini menunjukkan bahwa kelompok radikal dapat memengaruhi cara mahasiswa menafsirkan suatu istilah dan menciptakan sentimen negatif. Melalui penelitian ini, kami mengusulkan bahwa “indikator ketegangan kelompok muslim moderat-radikal,” dalam konteks penelitian ini, antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah versus Hizbut Tahrir Indonesia, dapat digunakan sebagai bahan kebijakan deradikalisasi bagi kampus-kampus di Indonesia.

Baca selengkapnya

Students’ Perspectives on Religious Moderation: A Qualitative Study into Religious Literacy Processes

Penelitian yang mengeksplorasi bagaimana siswa mengembangkan perspektif mereka tentang moderasi beragama melalui membaca dan memahami Al-Qur'an masih kurang dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki prinsip literasi agama siswa sebagai proses membangun makna tentang moderasi beragama dari ayat-ayat Al-Qur'an. Partisipan yang terlibat adalah tiga siswa dengan kemampuan membaca Al-Qur'an yang sangat baik dan memiliki minat yang besar dalam mempelajari Al-Qur'an. Data dikumpulkan melalui proses membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan terjemahan tekstual dan kontekstualnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan amandemen terjemahan yang tinggi (menambahkan, menghapus, dan mengganti kata dan frasa) cenderung memiliki lebih banyak kemampuan untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an secara luas sebagai bentuk verbalisasi pikiran.

Baca selengkapnya

Strengthening the Religious Moderation Through Innovation of Islamic Religious Education (IRE) based Civic Intelligence and the Values Clarification Technique (VCT)

Di Indonesia, penyebaran radikalisme agama tidak hanya terjadi di lembaga pendidikan, tetapi juga telah menyebar ke lembaga sosial lainnya. Dalam lingkup pendidikan tinggi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merilis hasil penelitiannya pada tahun 2018, mengindikasikan munculnya radikalisme di beberapa perguruan tinggi negeri. Meskipun beberapa pihak lain mempertanyakan detail temuan BNPT, penelitian tersebut menjadikan “politik ketakutan” setelah secara tegas melabeli tujuh perguruan tinggi negeri ternama terpapar ideologi radikal. Penelitian ini diarahkan untuk merumuskan inovasi pembelajaran pada Kecerdasan Kewarganegaraan berbasis Pendidikan Agama Islam (PII) dengan menggunakan model pembelajaran Values ​​Clarification Technique (VCT) sebagai upaya penguatan moderasi beragama. Penelitian ini tergolong ke dalam model penelitian dan pengembangan (R&D) yang dilakukan di Universitas Negeri Malang (UM) dan model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemetaan moderasi beragama setelah mendapatkan treatment dapat dikelompokkan menjadi lima kategori (sangat tinggi: 9,97%, tinggi: 9,30%, sedang: 51,82%, rendah: 26,57% dan sangat rendah: 2,32%).

Baca selengkapnya

The Idea of Religious Moderation from Arabian Classical Literature: Ibn Tufayl’s (1110–1185 CE) Hayy ibn Yaqzan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji narasi epistemologi tentang gagasan moderasi beragama (wasatiyah) dalam literatur klasik Arab. Ditulis sebagai karya filsafat, Hayy ibn Yaqzan karya Ibnu Tufayl (1110–1185 M) memasukkan dalam ceritanya banyak elemen yang dapat dianggap sebagai elemen peradaban, mistisisme pada epistemologi Islam. Dalam makalah ini kami akan menganalisis elemen-elemen wasatiyah ini dan mencoba menyusunnya kembali menjadi teori yang jelas untuk mengatur bangunan gagasan moderasi beragama. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan mengkategorikannya ke dalam penelitian kepustakaan. Teknik pengumpulan data literatur melalui proses penyuntingan (penyusunan kerangka kerja dan prosedur untuk implementasi konsep), pengorganisasian data (lembar kode), penemuan data, analisis data (analisis konten) dan interpretasi (fenomenologi). Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan upaya menjembatani dan warisan dari Ibnu Tufayl tentang gagasan moderasi. Melalui gagasan ini, kami mengusulkan mekanisme untuk menjelaskan warisan dari Ibn Tufayl untuk menghadapi kembali ‘moderasi’, yaitu keunikan dan orisinalitas dasar epistemologi Islam.

Baca selengkapnya